Kuning pada bayi baru lahir merupakan hal yang sering terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Kuning pada bayi bisa terjadi saat di kandungan, beberapa jam setelah dilahirkan, dan 2-7 hari setelah kelahiran.
Tanda khusus bayi mengalami penyakit ini bisa dilihat dari warna kulit dan bagian mata putih berwarna kekuningan. Ikterik neonatorum merupakan istilah medis untuk menyebut penyakit ini.
Mengetahui Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir
Penyebab kuning pada bayi baru lahir adalah karena kadar bilirubin dalam darah tinggi. Bilirubin merupakan pigmen kuning yang terdapat dalam sel darah merah.
Kondisi ini bisa terjadi karena hati bayi belum cukup matang untuk bisa menyaring bilirubin dalam darah. Penyakit kuning bisa hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia dan asupan gizi yang mendorong perkembangan organ menjadi lebih sempurna.
Dalam suatu studi, diperkirakan dari setiap 10 bayi baru lahir 6 diantaranya mengalami penyakit kuning. Risikonya menjadi lebih tinggi pada bayi lahir prematur dengan perbandingan 10:8.
Penyakit kuning yang terjadi pada kebanyakan bayi biasanya tidak memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah lahir.
Namun, pada beberapa kasus kuning pada bayi membutuhkan perawatan dan pengobatan khusus. Jika dibiarkan, bisa membawa masalah serius pada kesehatan, seperti terjadinya komplikasi dan juga kerusakan otak permanen atau kernikterus.
Selain belum sempurnanya fungsi hati untuk melakukan metabolisme tubuh, ada beberapa penyakit lain yang mendasari terjadinya kuning pada bayi, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Mengalami kelainan hati seperti terjadi kerusakan hati
- Bayi mengalami infeksi saluran kandung kemih
- Kekurangan enzim tertentu atau disebut dengan defisiensi
- Kantung empedu tersumbat atau terjadi masalah pada saluran dan kantung empedu
- Terjadinya sepsis, yaitu infeksi pada darah bayi
- Terjadi pendarahan dalam tubuh
- Terjadi masalah pencernaan pada bayi
- Kelainan sel darah merah pada bayi yang menyebabkan sel darah merah cepat rusak
- Rhesus atau ketidakcocokan golongan darah antara bayi dengan ibu
- Bayi mengalami sindrom Crigler – Najjar
Selain beberapa penyebab di atas, masih ada faktor lain bayi kuning, yaitu bayi lahir prematur <37 minggu, berat badan bayi kurang <2500 gram, pemberian ASI atau susu formula kurang, terjadi infeksi selama kehamilan akibat bakteri atau virus, dan metode induksi saat melahirkan.
Gejala Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir
Gejala penyakit ini bisa dilihat dari warna kulit bayi yang berubah menjadi kekuningan. Perubahan warna mulai muncul dan dapat dilihat dari wajah kemudian menyebar ke area dada, perut, kaki, hingga telapak kaki.
Bayi yang mengalami gejala parah akan terlihat lemas dan tidak mau menyusu. Selain gejala tersebut, masih ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi parah atau tidaknya penyakit kuning pada bayi seperti berikut ini:
- Urine bayi berwarna kuning gelap
- Telapak tangan dan kaki serta bagian mata berwarna kuning
- Bayi lebih sering tidur hingga 16 jam sehari
- Bayi menolak ASI atau susu dan ketika minum hisapannya lambat
- Feses bayi berwarna pucat
Jika terjadi gejala lain dan kondisi bayi kuning semakin buruk, kamu harus waspada karena penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi penyakit lain, seperti ensefalopati akut dan kernicterus yang menyebabkan kerusakan sel otak permanen.
Cara Mengatasi Kuning pada Bayi Baru Lahir
Penyakit kuning ringan pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya. Salah satu cara mengatasi kuning pada bayi baru lahir adalah dengan melakukan pemeriksaan khusus ke dokter spesialis anak atau rumah sakit.
Hasil pemeriksaan akan menunjukkan langkah perawatan dan pengobatan yang tepat. Pada kasus penyakit kuning sedang hingga berat bisa menyebabkan kerusakan sel otak permanen dan pendengaran bayi.
Cara mengatasi kuning pada bayi baru lahir di rumah:
- Menjemur bayi di pagi hari. Waktu yang tepat menjemur bayi adalah jam 7 pagi di mana sinar matahari tidak terlalu panas. Buka baju bayi, lindungi bagian mata bayi dari sinar matahari atau posisikan bayi tengkurap. Jemur selama 10 – 15 menit setiap hari.
- Beri ASI sesering mungkin minimal bayi mendapat ASI sebanyak 8-12 kali sehari supaya bayi lebih sering buang air besar untuk mengeluarkan bilirubinnya.
- Jika bayi minum susu formula, berikan susu sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam setiap hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan kadar bilirubin dalam darah.
Ketika bayi mengalami gejala kuning, cek kondisinya secara berkala terutama pada bagian mata dan kulit. Jika kondisi kuning pada bayi baru lahir tidak membaik setelah 14 hari, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.